Pada waktu saya kecil, di pasar pasar di pedesaan, selalu ada penjual jamu. Biasanya mereka mengundang kerumunan, dengan cara menampilkan pertunjukan sulap. Jadi, pada saat orang orang berkerumun, di sela sela pertunjukan, mereka mulai menawarkan dagangannya.
Pernah ada yang menjual “kayu” yang katanya bisa menyembuhkan berbagai gigitan binatang, seperti digigit ular, ketonggeng, kalajengking, lipan dll. Sambil bercanda saya bertanya, “pak kalau buat menyembuhkan digigit “MACAN” bisa gak? Saya malah dimarahi hehe…
Para penjual jamu sangat paham dengan ilmu marketing. Kalau dalam internet marketing, toko online harus menciptakan traffic, atau pengunjung, yaitu, orang orang yang membuka web toko online mereka. Para pejual jamu juga menciptakan traffic, dengan cara mengundang kerumunan menggunakan pertunjukan. Selain mengundang kerumunan, pertunjukan juga bisa membuat pengunjung bertahan lebih lama di kerumunan.
Untuk meningkatkan konversi (Merubah traffic menjadi pembeli), para pemilik toko online membuat copy writing yang “memikat”. Dan dalam copy writing mereka, ada “testimoni’ di mana orang orang yang telah memakai produk mereka bercerita tentang apa manfaat yang telah mereka dapat dari produk itu.
Hal di atas juga dilakukan oleh para penjual jamu. Copy writing mereka diwujudkan dalam bentuk “presentasi” disertai dengan “story telling’. Selain mempresentasikan “manfaat” produk, mereka juga bercerita tentang beberapa orang yang sembuh karena mengkonsumsi obat mereka.
Dan sebagaimana toko online yang menampilkan testimoni dari orang orang yang puas dengan produk mereka, para penjual jamu juga “MENAMPILKAN” testimoni dari orang orang yang telah sembuh atau orang orang yang saudara, teman atau keluarga mereka sembuh karena obat yang dujual di sana.
Ketika saya bercerita tentang aksi para penjual jamu itu pada bapak saya, beliau memberitahu, bahwa orang orang yang memberikan ‘testimoni” tentang kemanjuran obat yang dijual oleh bakul jamu itu adalah “teman teman” mereka sendiri. Mereka “DIBAYAR” khusus untuk testimoni yang mereka berikan pada produk yang dijual oleh “pemesan jasa mereka’
Orang orang yang memberikan ‘testimoni bayaran” pada penjual jamu itu, di daerahku dikenal sebagai “COMBE”. Banyak penjual obat ‘nakal” yang membuat obatnya dari “tepung” yang dimasukkan ke dalam kapsul. Hebatnya, obat obat “tepung’ mereka laris manis, berkat kerja samanya dengan para COMBE.
Di dunia politik, peranan para Combe itu, digantikan oleh para INFLUENCER. Mereka dibayar mahal untuk merubah opini masyarakat agar tokoh yang “plonga plongo” dianggap cerdas. Mereka dibayar mahal agar ketika pertumbuhan ekonomi merosot parah justru opini menganggap bahwa ekonomi sedang meroket.
Mereka dibayar mahal untuk menutupi kekurangan dan merubahnya menjadi kelebihan di mata orang orang.
Mereka dibatar mahal untuk….
Mereka dibatar mahal untuk..
Mind Navigator