Masih kuat dalam ingatanku, ketika dalam kondisi lelah akibat kuliah lapangan naik turun perbukitan selama beberapa hari, saya berniat untuk beristirahat. Ya, tidur satu satunya keinginanku.
Belum sempat sempat merebahkan diri, sehabis mandi, tiba tiba ibu kos memanggil memberi tahu bahwa ada orang yang menelpun saya.
Pada waktu itu tahun 90’an, belum ada telpun genggam, jadi komunikasi jarak jauh lebih banyak dilakukan via telpun rumah. Itu pun nebeng yang punya kos.
Segera saya bergegas, dengan rasa gembira karena tahu hanya ada satu orang yang menelpun saya di sore hari. Bukan pacar sih, tapi orang yang membuat saya bersemangat walaupun cuma mendengar suaranya.
Tiba tiba saja perasaan saya berubah dari bete (pakai bahasa gaul biar keren) menjadi begitu bersemangat. Padahal sebelumnya sangat malas, sehingga dipaksa pun gak bakalan mau pergi ke mana mana.
Segera saya saya bawa sepeda federalku meluncur ke tkp. Jaraknya cukup jauh, dari jalan kaliurang ke Kusuma Negara yogyakarta. Baru saja kelelahan akibat kuliah lapangan komplit dengan tugas tugasnya, tiba tiba saja saya menjadi bersemangat. Apa ya penyebabnya?
Itulah perubahan trace, dari trance pasca KKL menjadi Trance mau ketemu seseorang. Dari bete jadi semangat. Dari malas jadi rajin, naik sepeda pun dijalani padahal jauh lho.
Saya bercerita tentang hal ini bukan hanya mau mengenang nostalgia di masa kuliah dulu, tetapi juga mau bercerita tentang trance, yang merupakan kondisi yang kita alami sehari hari. Jadi ini adalah kondisi alami, bukan hal yang bersifat mistis.
Terkadang, hanya dengan merubah trance seseorang, kita bisa berkomunikasi dan melakukan persuasi dengan lebih efektif.
Tentu saja jika anda membawanya menuju trance yang mendukung proses koimunikasi dan persuasi anda.
Selamat mencoba..,
Mind navigator