Pada suatu hari, seorang pembicara diajak bermain oleh anaknya. Padahal siang nanti, dia harus memberikan materi tentang tips sukses, dan butuh persiapan. Tentu saja, sebagai soerang profesional, di harus memberikan yang terbaik buat para client. Dan persiapan yang matang adalah salah satu kunci suksesnya.
Tetapi di sisi lain, dia juga harus memerhatikan kepentingan anaknya. Perhatian terhadap anak dengan cara yang tepat akan membentuk kepribadin yang baik. Menolak keinginan anak dengan cara yang tidak tepat, justru akan menanamkan jiwa “tertolak”. “Mind set” selalu ditolak ini, jika dibawa sampai dewasa, akan menanamkan kegagalan kegagalan di masa yang akan datang.
Akhirnya sang pembucara mendapat ide yang bagus. Diberinya anaknya sebuah gambar peta. Peta itu disobeknya menjadi beberapa bagian. Sebagai syarat untuk menemaninya bermain, dia meminta anaknya untuk menyusun kembali mozaik mosaik itu menjadi gambar peta.
Sang pembicara membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menyusun rangkaian informasi yang tepat bagi para audiennya nanti siang. Dan beliau memperkirakan minimal anaknya akan mampu menyusun mozaik itu dalam waktu 1 jam. Cukup memberinya waktu untuk menyusun materi presentasinya nanti.
Tapi, tanpa disangka, anaknya mampu menyusun hanya dalam waktu 10 menit saja. Bagaimana kamu bisa melakukannya secepat itu, dia bertanya dengan heran.
Sang anak menjawab, bahwa di belakang gambar peta ada gambar orang. Jika orangnya benar petanya pasti benar.
Rupanya, sang anak menyadari bahwa di balik gambar peta ada gambar orang. Karena dia hafal dengan “bagian bagian tubuh manusia” maka dia lebih memilih menyusun mozaik orang. Karena jika orangnya benar maka petanya juga benar.
“Anak pintar, berarti jika Petanya benar, orangnya juga benar” kata sang Pembicara. Akhirnya dia dapat “bahan” yang bagus untuk bahan presentasinya siang nanti.
Jika peta mental seseorang benar, maka apa yang akan dilakukannya juga benar. Jika mindsetnya benar maka seseorang akan dapat mencapai sesuatu yang diinginkannya.
Your percetion is your projection ( Carl Jung )